Diskusi Penanggulan HIV AIDS: Boleh Jajan di Luar Rumah Asal Jajanan Sehat

Saberpungli.com|Bangka Belitung – Komisi Penangulangan HIV AIDS (KPA) Kota Pangkalpinang, menyelenggarakan sosialisasi penanggulangan HIV AIDS di masa pandemi Covid-19, Rabu (12/8/2020) bertempat di kantor KPA Kota Pangkalpinang yang dihadiri oleh Perwakilan OKP dan Ormas di Kota Pangkalpinang.

Sekretaris KPA Kota Pangkalpinang Widya Eva Sari, SST. MM dalam kata sambutannya menyampaikan, bahwa hari ini KPA mengundang Perwakilan OKP dan Ormas di Kota Pangkalpinang untuk berdiskusi bersama KPA Kota Pangkalpinang, terkait Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit HIV AIDS dalam kondisi pandemi Covid-19. Semoga setelah acara Ini dapat menjadi bekal bagi kawan-kawan pergerakan dan rekan-rekan aktivis di Kota Pangkalpinang.”Untuk dapat mensosialisaikan kembali ke organisasi masing-masing dan kepada masyarakat luas,” harapnya.

Bacaan Lainnya

Widya Eva Sari, SST. MM dalam diskusi santai dengan para OKP dan Perwakilan Ormas Kota Pangkalpinang, menyatakan dalam pelaksanaan Program
Penanggulangan AIDS Tahun 2020 bertujuan, menurunkan angka penderita AIDS dalam masa pandemi Covid-19. Dia berpesan kepada para peserta diskusi, agar jangan sering jajan di luar. Setialah kepada pasangan syah.”Kashian sama istri dan anak di rumah yang rentan tertular HIV AIDS. Karena kita sering jajan di luar,” pungkasnya.

Namun Widya Eva menuturkan boleh kok para suami jajan di luar rumah, kalau jajanan itu sehat.”Kadang adakalanya bosen makan di rumah, bolehlah sekali-kali makan di restoran,” candanya.

Sedangkan perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pangkalpinang Bidang program HIV AIDS dan Penyakit Menular Aspin mengatakan, kegiatan Ini penting dilaksanakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Bahwa penderita HIV AIDS tidak boleh dikucilkan dari pergaulan di masyarakat. Karena penderita HIV AIDS tidak akan menularkan penyakitnya, jika berinteraksi kepada orang lain. Seperti berpelukan, bersentuhan dan berdekatan dengan penderita HIV AIDS. Jadi masyarakat tidak perlu takut berinteraksi dan bersosialisasi dengan penderita HIV AIDS, justru mereka harus disemangati agar memiliki semangat untuk bangkit dan tidak perlu menyesali nasib yang sudah terjadi.”Bagaimana perlakuan kita kepada mereka (penderita HIV AIDS.red) akan mempengaruhi kondisi jiwa penderita secara spikologis,” tukasnya. (Zen)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *