Saberpungli.com | Bangka Belitung – Masyarakat, Kelurahan Parit Lalang, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengeluhkan harga gas elpiji 3 kg subsidi pemerintah di tingkat pengecer hingga Rp25 ribu per tabung.
Seperti yang disampaikan oleh salah seorang warga Kelurahan Parit Lalang yang namanya tidak mau disebutkan, kepada Mediasaberpungli.com, Minggu (2/8/2020) pagi mengatakan, ia tidak pernah membeli gas elpiji 3 Kg di pangkalan gas elpiji mitra Pertamina, karena tidak pernah kebagian.”Jika gas elpiji itu dari Pertamina datang ke pangkalan, kurang dari satu jam langsung ludes. Untuk keperluan memasak, biasanya kami beli dari pengecer atau dari toko kelontong, dengan harga yang bervariasi, ada yang jual Rp23 ribu per tabung, ada toko yang jual dengan harga Rp25 ribu per tabung. Tergantung tokonya pak,” jelasnya.
Terkait melejitnya harga gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer tersebut, Ketua Karang Taruna Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang Irwansyah angkat bicara, dia membenarkan bahwa harga gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer bisa mencapai Rp25 ribu per tabung. Bahkan menurut Irwansyah, lebaran puasa tahun lalu, dirinya pernah membeli gas Elpiji 3 Kg Rp30 ribu per tabung di toko pengecer gas elpiji 3 Kg.
Irwansyah berharap, kepada pihak-pihak terkait seperti, Pertamina, Hiswana Migas, Dinas Perdagangan dan instansi-instansi terkait lainnya untuk turun ‘Cros Chek’ agar tahu kondisi di lapangan. Dengan kondisi ekonomi masyarakat seperti sekarang ini, jelas membebani masyarakat, bahkan di beberapa pangkalan harganya pun bervariasi, ada yang jual Rp17 ribu, ada yang pangkalan lainnya jual dengan harga Rp18 ribu per tabung. Bahkan ada pangkalan yang menjual Rp20 ribu per tabung.”Rumor yang saya dengar di masyarakat Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan yaitu, Rp15 ribu 9 ratus per tabung untuk elpiji 3 Kg,” ungkap Ketua Karang Taruna Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang.
Lanjut Irwansyah, sebetulnya siapa yang berwenang untuk melakukan pengawasan terkait distribusi gas elpiji 3 Kg ke masyarakat?.”Kami mohon kiranya pihak-pihak yang berkompeten agar melakukan fungsi pengawasan yang ketat terhadap penyaluran gas elpiji 3 Kg di pangkalan, dan diduga rentan dengan penyelewengan serta penyalahgunaan gas elpiji 3 Kg di tingkat pangkalan yang notabenenya, adalah gas elpiji 3 Kg, subsidi pemerintah,” tukas Irwansyah.
Dalam waktu dekat, dia dan pengurus Karang Taruna Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang, akan menyurati Hiswana Migas.”Kami akan meminta klarifikasi kepada Hiswana Migas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terkait persoalan carut marutnya gas elpiji 3 Kg yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” ujar Ketua Karang Taruna.
Sementara Manager Pemasaran PT Usaha Mulia Karya Mandiri (UMKM) salah satu agen distributor gas elpiji 3 Kg mitra Pertamina di Kota Pangkalpinang Eva, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan bahwa selalu mengingatkan kepada setiap pangkalan untuk tidak menjual gas elpiji 3 Kg melebihi HET yang telah ditentukan yaitu, Rp15 ribu 9 ratus per tabung. Namun Eva tidak menampik dalam pelaksanaannya di lapangan, ada pihak pangkalan yang menjual dengan harga di atas HET.”Akan kita tindak jika menjual di atas HET,” tegas Eva.
Eva berjanji akan segera menindak pangkalan-pangkalan yang nakal.”Jika memang ditemukan kesalahan yang fatal akan kita putuskan hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan kita, atau paling tidak kita berikan peringatan agar pangkalan itu, tidak menjual ke masyarakat lebih dari 2 (dua) tabung per orang atau menjual harga di atas HET yang telah ditentukan,” ujar Eva.
Lanjut Eva justru sekarang gas elpiji 12 Kg penjualannya menurun dan sebaliknya permintaan gas elpiji 3 Kg terus meningkat. Ini artinya masyarakat kelas menengah ke atas pun sudah beralih memakai elpiji 3 Kg. Walaupun sebenarnya gas elpiji 3 Kg diperuntukkan masyarakat miskin, usaha mikro dan usaha rumahan.
“Semua terjadi karena tidak adanya turun tangan pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terkait regulasi distribusi gas elpiji 3 Kg. Misalnya dengan membuat kartu seperti pembelian BBM jenis solar. Jadi gas elpiji 3 Kg bisa dipastikan tepat sasaran. Karena tidak mungkin orang kaya bisa beli elpiji 3 Kg kalau sudah diberlakukan sistem kartu,” papar Eva.
“Pemerintah Daerah harus segera mengambil langkah yang kongkrit. Jangan kalau ada permasalahan di masyarakat terkait elpiji 3 Kg. Agen yang selalu disorot,” tegas Eva. (Zen)