Mojokerto l Mediasaberpungli.com – Di Kabupaten Mojokerto mulai hari Rabu, 1 September 2021 menerapkan sekolah luring (luar ring) atau offline yang biasa distilahkan virtual, kebalikan dari model daring (dalam ring) atau online alias tatap muka.
Sejalan dengan diturunkannya Kabupaten Mojokerto menjadi PPKM level 3 Jawa Bali, banyak relaksasi dan kelonggaran dalam PPKM diberlakukan yang diantara sekolah diperbolehkan dilakukan secara offline atau tatap muka yang diistilahkan PTM (Pembelajaran Tatap Muka).
Tetapi dengan penerapan prokes secara ketat.
Ada sekitar 105 sekolah tingkat dengan SMP junlah 33.000 siswa dan kurang lebih sebanyak 530 sekolah tingkat SD dengan jumlah sebanyak 64.000 siswa mulai sekolah model luring lagi atau model PTM.
Guna pengecekan dan memastikan bahwa pelaksanaan PTM terbatas telah memenuhi persyaratan prokes Covid-19, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Zainul Arifin melakukan sidak Kegiatan ke sekolah SDN 1 Banjaragung, TK Negeri Pembina 1 Puri dan SMPN 1 Puri, Rabu (1/9/2021) pagi.
Ikfina sempat menyapa siswa-siswa yang di antar oleh orang tuanya berangkat ke sekolah SDN 1 Banjaragung, Kecamatan Puri.
Bahkan, ia juga menyempatkan masuk ke dalam kelas melihat langsung pembelajaran PTM dan berkomunikasi dengan guru dan siswa kelas 1 SD.
Para siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran di dalam kelas setelah dua bulan lamanya tertunda akibat penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali.
Sebenarnya sudah lama sejak Maret 2019 para siswa melakoni pembelajaran model daring berkenaan dengan adanya pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, dari kita datang awal melihat Prokes sudah dilaksanakan dengan baik termasuk pembatasan maupun kerumunan dan jaga jarak yang paling membuat saya lega hari ini anak-anak sangat bersemangat untuk berangkat sekolah dan belajar di kelas,” ungkapnya.
Pembelajaran PTM ini, lanjut Ikfina, membawa dampak psikologis yang baik bagi anak-anak di sekolahnya. Namun perlu diperhatikan para orang tua dan guru di lembaga pendidikan agar konsisten menerapkan Prokes guna mendukung PTM di sekolah terutama saat belajar di dalam kelas.
“Karena masih anak-anak sehingga orang tua dan guru agar menjaga siswa agar tetap memakai masker, apalagi mereka sudah lama tidak bertemu teman-temannya dan gurunya membawa efek psikologis yang luar biasa bagi siswa,” ucap Ikfina.
Menurutnya, Tim Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto bersama Satgas Covid-19 di 18 kecamatan akan secara rutin memantau Prokes selama penerapan PTM di sekolah.
“Jadi dilaksanakan pengecekkan oleh Tim Disdik ada sekitar 105 SMP dan kurang lebih sebanyak 530 SD dengan jumlah 33 ribu siswa SMP dan peserta didik SD sebanyak 64 ribu siswa,” terangnya.
Adapun mekanisme PTM yaitu para siswa masuk secara bergantian dari jumlah seluruh siswa di satu sekolah hanya 50 persen mengikuti pembelajaran di kelas dan sisanya melaksanakan pembelajaran Daring.
PTM terpantau lancar, meski dengan pembagian 50:50 secara bergantian khusus untuk siswa SD-SMP. Pembelajaran diberikan dengan metode hybrid atau campuran, yakni sehari PTM dan sehari sekolah daring.
Waktu daring di rumah, dimulai pukul 10.00 WIB setelah para guru selesai mengajar PTM di sekolah. Khusus untuk TK, diberlakukan 33% PTM atau maksimal 5 orang siswa saja di ruang kelas. Sisanya 67% secara daring, diatur bergantian juga seperti SD-SMP.
“Harapan kami PTM di sekolah dapat diterapkan seterusnya namun tentunya kita tetap patuh kebijakan dari Pemerintah terkait Pandemi Covid-19,” ujarnya. (RJ)