Saberpungli.com | Labuhanbatu – amis (14/05/2020) Ber’awal dari penyampaian pengunjung pasar gelugur katanya “Ruang TOILET Pasar Gelugur sangat kotor, bahkan dalam ruangan itu sangat banyak tumpukan yang mirip bangat dengan pisang sale, hanya saja setelah saya dekati ternyata ada aroma berbau tak sedap, hingga menusuk sel pori pernapasan, sampai mampu membuatku mual bahkan muntah, ujar nara sumber yang tidak ingin namanya terpublikasi”.
Berdasarkan informasi yang disampaikan nara sumber, kemudian awak media menuju lokasi ruang Toilet Pria, pasar Gelugur Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara “Ternyata benar ruang Toilet Pria tersebut sangat jorok dan mengeluarkan aroma yang tidak layak terhirup oleh pernapasan manusia yang sehat, apa lagi terhadap manusia yang kurang sehat”.
Yang lebih sadisnya, “Setelah awak media menemui Chairuddin Nasution.S.Sos. KaDis PERINDAG Labuhabatu dirinya mengatakan, temui Sapridoan.SE selaku UPTD wilah l Dinas Perindustrian dan Perdagangan”. Chairuddin Nasution.S.Sos, bergegas pergi meninggalkan awak media.
Anehnya lagi Sapridoan.SE tidak ada diruangan kantor kerjanya, “Situasi lampu dalam ruangan terlihat hidup tetapi keada’an kondisi kantor terkunci”. Awak media berupaya mendapat nomor kontak WhatsAAp beliau, lalu konfirmasi terlaksana akan tetapi tidak dibalas beliau, hingga kabar berita ini dikirim keredaksi.
YUNUS LAIA menyayangkan situasi ruang Toilet Pria dipasar GELUGUR Rantauprapat yang sangat jorok, “Peran Pejabat Publik instansi yang terkait, baik BLH maupun Dinas Kesehatan, sangat diharapkan untuk turun langsung meninjau lokasi demi kesehatan maupun keselamatan pengunjung pedagang dipasar Gelugur tersebut”.
“Dampak dari keada’an situasi ruang Toilet Pria Pasar Gelugur tersebut, dikhawatirkan menimbulkan efek penyakit yang bakal dapat timbul, seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) yang sangat rentan terjadi, atau jenis penyakit INSPA (Inspeksi Saluran Pernapasan). Pakta kegagalan dalam mengelola lumpur tinja telah dapat diteliti, sehingga program IPAL komunal ini dibantu program USAID IUWASH PLUS kabarnya ada sekitar 35 wilayah pemerintah daerah di delapan Propinsi.
Bahkan di tingkat nasional, USAID membantu penguatan kapasitas pemerintah, forum dan kelompok kerja untuk advokasi dan koordinasi layanan WASH yang lebih baik. Dikabarkan Indonesia sekitar 100.000 anak meninggal setiap tahun karena diare, laman ini saya kutip dari Satelit Post Pemerhati Sosial Oleh Dr. Shobrun Jamil.SPdI.MA ujar YUNUS LAIA
Ketidak mampuan Chairuddin Nasution.S.Sos. KaDisperidag dan Sapriodoan UPTD Wilayah satu (1) dalam menggalakkan kebersihan sebagian dari iman di wilayah lingkungan kerjanya, sepertinya menjadi sebuah barometer “Sebatas mengejar target rupiah dari setoran Distribusi Pedagang, tanpa memikirkan kesehatan penyetor distribusi pedagang maupun pengunjung pasar gelugur yang belanja”. Ujar YUNUS (J.Sianipar)