Pringsewu-SaberPungli.com,Penjualan buku oleh penerbit yang difasilitasi oleh Kelompok Kerja,Kepala Sekolah (K3S) diteruskan Kepala Sekolah(SD) di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung,Sabtu 11 maret 2023.
Seperti K3SD Kecamatan Pardasuka Marsodik beliau mengatakan saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telpon.
“Saya sudah pensiun bulan februari dan urusan buku sudah saya serahkan kepada kepala sekolah Masing-masing mas,”kilah Marsodik.
Menurut kepala sekolah yang enggan di sebutkan namanya mengakui dan membenarkan kalau mendapat Fee dari penjualan buku tersebut.
“Penjualan dari Penerbit ya dapatlah (tidak menyebutkan besaran Fee yang di dapat), tidak ada ditetapkan berapa persennya,”pungkasnya.
“Kebutuhan buku disesuaikan dengan jumlah murid didalam kelas,kami lagi pesan buku reguler atau buku penerbit dan buku kurikulum merdeka,”jelasnya.
“Setiap tahun tidak berganti-ganti bukunya,untuk macam penerbitnya,terkait pilihan penerbit di sesuaikan permintaan guru kelas penerbit mana yang cocok,”ujarnya.
Ketika dikonfirmasi buku apa saja yang sudah di bayarkan,Kepsek tersebut tidak menjawab.
Terkait Fee buku akhirnya Kepsek mengatakan.
” Namanya mereka pedagang pasti adalah, bohong kalau tak ada,tapi itukan untuk menutupi kebutuhan keperluan,kalau ada bola lampu putus atau beli kabel listrik,yang tidak bisa ditampung lewat dana BOS memakai kwitansi,rusak ember,kan banyak kebutuhan lain nya,”ucapnya.
Masih bicara Fee buku digunakan untuk apa saja, Kepsek menjelaskan, pas kebetulan uang kas tidak ada,patah tiang bendera, putus tali,dan sebagainya,”kelit kepsek.
Terpantaunya asbes pecah tidak tergantikan sementara 30 persen kerusakan boleh menggunakan dana BOS Kepsek berdalih muridnya sedikit.
Ada kehawatiran penggunaan dana BOS rawan di mark-up dan fiktif dalam LPJ melalui Siplah (sistem informasi pengadaan sekolah),tidak tepat sasaran Kepsek menjawab.
“kalau memang seperti itukan ada inspektorat untuk diperiksa,buku masuk dalam pemeriksaan oleh Inspektorat, sewaktu di periksa inspektorat bertanya bukunya mana,”jelasnya.
Beredarnya isu berkembang dugaan laporan Mark-up dan fiktif Kepsek ini membantah keras menuturkan.
“kalau ada yang mark-up tak taulah kita. Kayaknya oknum kepala sekolah SD dan SMP Se-Kabupaten Pringsewu Sama kalau masalah buku, tutur nya.
Terkait apakah sebagai pengurus K3S juga ada menerima Fee penjualan buku dari penerbit, kepsek berkilah dengan mengalihkan pembicaraan,”Tandasnya.
Raden