Pengisian Jabatan Sekdakab Mojokerto, Bupati Tunjuk 6 Orang Ikut Selter

Mojokerto l Mediasaberpungli.com – Selter (Seleksi terbuka) pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto yang sedang lowong, memasuki babak baru.

Karena sejak pertengahan bulan Juni 2021 proses pengisian JPTP Sekdakab dimaksud diatas mandek, Sebab dua kali dibuka pendaftaran oleh Panitia Selter tidak ada satupun yang mendaftar.

Menyusul berita yang dikabarkan dalam terbitan Kamis (9/9) sebuah harian terkemuka di Kabupaten Mojokerto halaman 13, bahwa Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati telah mengundang, menunjuk atau memberikan surat tugas kepada enam orang pejabat untuk mengikuti kompetisi seleksi jabatan Sekda secara rotasi mutasi.
Ini merupakan babak baru, dikarenakan sudah dua kali Pansel membuka pendaftaran hasilnya nihil tak seorang ASNpun yang tertarik mau mengikuti seleksi terbuka pengisian jabatan prestise tersebut.

Pertama 9 Juni 2021 sampai dengan 15 Juni 2021 dan kedua tanggal 16 Juni 2021 samapai dengan tanggal 18 Juni 2021. Ketika itu wartawan media ini sempat bertanya kepada Himawan, langkah apa yang hendak diambil selanjutnya ?. Himawan mengatakan : “ Kami akan mengambil langkah dengan menggunakan jalur undangan “. (20/7).

Menanggapi sepinya atau kosongnya pendaftar lowongan jabatan sekdakab Mojokerto itu, sempat ada isu atau rumor bahwa penyebabnya adanya penawaran “wani piro”, intimidasi dan termasuk klaim nanti yang bakal terpilih jadi Sekdakab adalah Mieke Juliastutik, ini sudah setingan.
Himawan Estu Bagijo selaku Ketua Panitia Seleksi (pansel) mengungkapkan : “ Betul ada enam nama yang mendapat surat tugas untuk mengikuti seleksi jabatan sekda secara rotasi mutasi “.(8/9).

Keenam orang pejabat eselon II yang dapat tugas tersebut di atas masing-masing adalah Mieke Juliastutik Kepala BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), Kadisperta ( Kepala Dinas Pertanian) Teguh Gunarko, Bambang Purwanto Kadis PUPR ( Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ), Lutfi Ariyono Kepala Dinas Sosial, Ardi Sepdianto Kepala Diskominfo dan Kepala DPTPM/Perijinan Abdulloh Muhtar.

Selanjutnya diuraikan bahwa keenam pejabat itu akan mengikuti seleksi pada 14 – 15 September 2021.

Seleksi atau ujian dilakukan oleh asesor independen yang tergabung dalam pansel. Mereka adalah Ketua pansel Himawan, Kepala BKD Provinsi Jawa Timur Nurkholis dan dari unsur eksternal ada tiga Guru Besar Unair Prof.Dr.Suryanto, Prof.Dr. Yusuf Irianto dan Prof.Dr.Sogar Simamora yang merupakan Pakar Ahli Hukum Tata Negara dan Psikologi.

Dari hasil seleksi akan didapatkan tiga rangking terbaik, kemudian diserahkan kepada Bupati sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menunjuk siapa yang dipilih menjadi Sekdakab Mojokerto baru, mengisi menduduki jabatan Sekdakab Mojokerto yang lowong.

Menanggapi babak baru itu seorang Tokoh Masyarakat yang juga Aktivis LSM senior MA memberikan komentar dengan mengatakan : “ Sepertinya orangnya MKP semua “. Menanggapi statemen “Paling sing dadi yo Mieke Juliastutik”. MA mengatakan : “ Semoga, paling senior berpengalaman”.
Masih kata MA, Biasanya Calon Sekda di pilih 3 di serahkan Bupati sebagai bagian pertimbangan usulan. Jika melihat senioritas dan punya kemampuan. Bu Mike,Teguh Gunarko dan Abdullah Muhtar. Jadi terbuka jalan bagi Mieke Juliastutik menduduki jabatan Sekdakab.Via WA.(9/9).
Sementara aktivis senior lainnya TSR melalui phone seluler mengatakan : “Maaf kalau pandangan saya beda dari 6 yang tercantum, secara pribadi kurang pas. Kenapa gak Didik Khusnul. Kalau Dia saya pas, pinter dan baik serta senior”. (9/9).

Aktivis senior AF melalui whatsapp messages mengatakan : “ Mengapa yang ditunjuk hanya 6 orang saja, padahal eselon IIb, IIc lebih dari 6 orang pejabat yang memenuhi syarat, ada apa ini ? “.
“Perilaku bupati dengan cara menunjuk 6 pejabat eselon 2b untuk mengikuti seleksi sekda itu mencederai HAM, karena membatasi ruang gerak ASN, itu termasuk melampaui kewenangan”, kata AF.

AF selanjutnya mengatakan : “ Ya kalau begitu harus didampingi KPK, supaya seleksinya benar”. (9/9).

Berbeda dengan yang lain, aktivis LSM dan sosok budayawan senior melihat perkembangan babak baru seleksi pengisian jabatan sekdakab Mojokerto, TW melalui pesan WA mengatakan : “ Jadi mengomentari bursa 6 calon sekda, itu sebagi simbul representasi obyektifitas penilaian dari panitia seleksi jabatan tersebut. Mulai dari pangkat dan golongan sesuai aturan dan melibatkan panitia eksternal para professor di luar kedinasan kabupaten Mojokerto, menunjukkan bukti bahwa hadirnya 6 pejabat yang ikut bursa seleksi sekdakab, akan ditunjukkan nilai originilnya. Betapa Ikbar, Ikfina-Barraa akan memenuhi janjinya bahwa jabatan strategis sekdakab itu adalah benar-benar orang yang berintegritas tinggi, tidak gampang disetir oleh kekuasaan, namun berkapasitas, kapabelitas dan integritas dalam kinerjanya. Ini komentar saya yang obyektif.

Dengan hadirnya 6 calon yang akan diuji, semoga mencerminkan para OPD yang kelaak ditunjuk, dimutasi atau dirotasi.

Sekali lagi jabatan 6 pejabat itu menunjukkan orisinilnya niat baik dari pemerintah kabupaten Mojokerto yang menampung wacana sekaligus masukan sekaligus pula aspirasi publik Mojokerto yang selama ini penuh dengan kasak-kusuk yang tidak sedap “.

Terhadap komentar aktivis lain yang kritis, TW mengatakan : “ Kita hormati komentar kritis dari teman-teman aktivis senior, karena memang ada benarnya”. (9/9).

Aktivis BTmengemukakan pendapatnya melalui whatsapp messages dengan mengatakan : “ Sudah dapat prediksi dari awal bahwa hal itu akan terjadi, oleh karena dari pertama job tender yg dibuka secara reguler tidak membuat para pejabat beranjak berebut. Bahkan prediksi siapa yg kelak menduduki jabatan setdakab Mojokerto sudah bukan barang rahasia.

Berbagai sumber internal maupun eksternal yang kita gali seolah memastikan bahwa siapa yang berhasil menerima tahta setdakab Mojokerto.

Konon beredar rumor bahwa atmosfir job tender atau proses seleksi tersebut sekedar formalitas”. (9/9).

Seorang pengamat kebijakan publik WDD menyampaikan komentarnya melalui saluran telpun seluler mengatakan : “ Lho enam orang yang diberi surat tugas mengikuti seleksi mengisi jabatan Sekdakab itu kan bermasalah.

Bermasalah karena dipanggil sebagai saksi perkara TPPU, Gratifikasi dan korupsi lain dengan tersangka MKP dan Zaenal.

Mobilnya pada diambil dan disita KPK karena TPPU. Saya khawatir nantinya setelah jadi Sekdakab kemudian dicokok KPK terus Sekdakab kosong lagi, pilihan lagi kan gak baik gak efisien dan gak efektif “. (10/9).

Masih kata WDD, apa gak sebaiknya untuk mengikuiti seleksi tersebut, ditunjuk pejabat eselon II yang masih muda-muda tapi berkualitas, berintegritas, cerdas, pandai, penuh inovasi, visioner, segar dan kuat, kan masih banyak.

Ini lebih baik menatap masa depan menuju Mojokerto yang jujur, adil, amanah, maju, makmur dan sejahtera.

WDD juga mengingatkan kepada Panitia Seleksi siapapun dia, supaya bekerja professional, jujur, obyektif dan transparan. Jangan sampai terjadi lagi gonjang ganjing suap mutasi jabatan yang dulu akhir tahun 2019 terjadi di mutasi jabatan Kakanwil Depag Jawa Timur.

Kemudian menyeret Romy (Romahurmuzy) Mantan Ketum DPP PPP, dipidana dengan harus mendiami hotel prodeo.

“ Kalau dilihat dari perjalanan awal sejak dibuka lelang calon SETDA, sampai kedua kali kosong alias GAGAL. Menunjukkan Kepemimpinan BUPATI & WABUB kali ini lemah dan buruk, Tidaklah mungkin tak seorangpun berminat ikut bursa kompetisi seleksi SETDA, kecuali ada trik & intrik dari kepentingan disitu. Kalau kemudian sekarang Bupati berupaya lagi untuk melakukan pengisian jabatan SETDA, mestinya pilihlah Birokrat-Birokrat yg muda, berintegritas dan tidak dalam ikutan berpekara hukum. Lebih-lebih nama seprti Mieke Juliastutik yang tetap diikut sertakan padahal Dia dirumorkan sebagai Kandidat yang sudah dipilih sebelumnya alias salah satu orang kuat MKP dari 6 orang yang diajukan sekarang “, kata KG seorang tokoh masyarakat pemerhati kebijakan pemerintah melalui pesan WA. (10/9/2021). (RJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *