Tanpa Perhatian Pemerintah Atlit Nasional Putra Putri Babel, Berjuang Hidup Jadi Kuli di Pasar

Saberpungli.com l Pangkalpinang – Diki Candra (20) atlit muda, seorang anak yatim dari 4 bersaudara ternyata, memiliki sederet prestasi nasional. Kini ia terpaksa, menjadi kuli pikul di pasar, demi membiayai kehidupan keluarganya.

Pengorbanan berat yang dialami Diki, seorang anak yatim, yang memiliki potensi dan prestasi gemilang di kancah nasional, pada cabang olahraga atletik. Semenjak masih duduk di bangku SMA,  ayahnya sudah meninggal dunia. Membuat Diki, harus berjuang keras bersama ibu dan ketiga saudaranya,  untuk bertahan hidup. Menjadi atlit lari sudah dijalaninya selama lebih kurang 9 tahun.

“Alhamdulillah, sebelum pandemi Covid-19, dengan mengikuti lomba dan meraih juara. Saya mendapatkan bonus prestasi yang saya raih. Dan dari hasil itu, saya dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga saya,” ungkap Diki, Jumat (4/12/2020).

Tapi pada saat pandemi Covid-19 melanda. Dengan perasaan sedih Diki mengungkapkan, bahwa saat ini, ia tidak sepeserpun memberi uang kepada keluarga, dikarenakan event lomba lari di seluruh nusantara sepi. Program KONI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, TC PON 2021 Papua, bagi atlit dan pelatih ditunda.”Dengan kondisi seperti ini, memaksakan saya untuk mencari biaya sehari-hari untuk keluarga dengan menjadi kuli pasar,” ungkapnya.

Harapan Diki sangat besar tertuju kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), untuk diberikan pekerjaan sebagai honorer di lingkup Pemkot Pangkalpinang atau Pemprov Kepulauan  Provinsi Babel.

Menanggapi hal itu, Fauzan,SP.d selaku Wasit Nasional Pengprov Babel saat ditemui mengatakan, sangat prihatin dengan kondisi atlit seperti Diki, tentunya harapan semua atlit di daerah,  agar diperhatikan oleh pemerintah dan untuk diprioritaskan kepada mereka untuk bekerja di Pemda sebagai pegawai honorer.

Tapi itu semua tergantung kota/kabupaten/provinsi, apakah pimpinan daerah peduli terhadap kesejahteraan atlit yang telah berjasa membawa nama baik daerahnya di bidang olahraga. Kedepannya kalau saja ada penerimaan honor PHL, di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda), utamakanlah atlit yang berprestasi. Janganlah ada titipan-titipan, karena kedekatan kepada salah satu oknum pejabat.”Para atlit sudah berjuang mengharumkan nama kota/Kabupaten/Provinsi baik nasional maupun internasional,” tegas Fauzan.

Fauzan berpesan, Pemkot/Kabupaten/Provinsi Babel, “Tolonglah, tolonglah, tolonglah” rangkul atlit dan pelatih berprestasi yang belum mendapat pekerjaan. (Ahmat Amrullah/Dedi Irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *