KOTA CIREBON l Mediasaberpungli.com-Aksara nusantara adalah sistem tulisan tradisional yang sudah ada jauh sebelum huruf latin dikenal luas di Indonesia. Ternyata, Indonesia punya setidaknya 12 aksara nusantara yang sudah teridentifikasi, seperti aksara Kawi, Sunda, Buda, Bali, Bugis atau Lontara, Jawa, Batak, Pegon, Rejang, Lampung, Makassar, dan Kerinci atau Incung. Aksara-aksara ini bukan hanya simbol budaya, tapi juga menyimpan nilai sejarah, etika, kearifan lokal, dan pengetahuan masyarakat kita.
Sayangnya, beberapa aksara nusantara perlahan-lahan mulai terlupakan. Banyak yang sudah jarang digunakan, bahkan tidak diketahui oleh generasi muda, sehingga muncul kekhawatiran bahwa aksara ini berpotensi mengalami kepunahan. Gejala-gejala seperti berkurangnya penutur asli, makin sempitnya ranah penggunaan, dan minimnya perhatian untuk mempelajari dan menggunakan aksara ini, jadi tanda nyata bahwa keberadaan aksara nusantara sedang terancam.
Pemerintah Indonesia sejatinya telah menetapkan berbagai regulasi untuk melindungi dan melestarikan aksara nusantara sebagai warisan budaya. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, menegaskan pentingnya pelestarian kebudayaan sebagai identitas nasional. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga memberikan dasar hukum bagi pelestarian bahasa dan aksara daerah. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 juga memperkuat upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa serta aksara daerah agar tetap hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman.
Penggunaan internet dan teknologi digital yang semakin meluas kemudian membawa tantangan sekaligus peluang baru dalam menjaga keberagaman budaya, termasuk aksara nusantara, tetap relevan di era modern. Jika sebelumnya aksara nusantara lebih sering muncul di dunia pendidikan, kajian sejarah, atau sekadar dekorasi, sekarang saatnya kita membawa aksara ini masuk ke ruang digital—mulai dari integrasi dalam Unicode hingga hadir di berbagai aplikasi. Melalui digitalisasi, aksara nusantara eksis dalam bentuk siber-fisik, dan jadi peluang besar bagi kita untuk menghidupkannya di layar-layar digital.
Upaya Digitalisasi melalui Unicode oleh PANDI
Di bawah arahan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) telah mempelopori langkah konkret untuk melestarikan aksara nusantara melalui digitalisasi dengan meluncurkan program Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN). Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah mendaftarkan aksara-aksara nusantara ke dalam Unicode, sebuah standar internasional yang memungkinkan karakter dari berbagai bahasa dan sistem tulisan di dunia dapat diakses secara universal melalui platform digital.
Imigrasi ke Unicode ini sangat penting karena membuka peluang bagi aksara nusantara untuk digunakan di berbagai aplikasi digital seperti perangkat lunak, media sosial, dan situs web. Dengan langkah ini, aksara nusantara dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, baik untuk tujuan pendidikan, penelitian, maupun penggunaan sehari-hari. PANDI juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah baik pusat maupun daerah, komunitas dan lembaga budaya, media, akademisi, serta pegiat aksara untuk memastikan implementasi ini berjalan lancar dan relevan.
Hingga kini, beberapa aksara nusantara telah berhasil terstandarisasi di Unicode, seperti Aksara Bugis atau Lontara (2005), Aksara Bali (2006), Aksara Batak (2008), Aksara Sunda (2008), Aksara Jawa (2009), Aksara Kawi (2022), dan Aksara Pegon (karena berbasis Arabic, sudah sejak dulu terdaftar di Unicode).
PANDI, melalui program MIMDAN, tidak hanya mendaftarkan aksara ke Unicode tetapi juga telah menyusun berbagai kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut mencakup pengumpulan referensi aksara nusantara, pembuatan dan pengumpulan font, standarisasi aksara, implementasi aksara dalam berbagai perangkat, pendaftaran nama domain internasional ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), serta aktivitas lain yang mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Program ini diperkuat dengan peluncuran situs web https://indian.web.id/ yang menjadi basis data bahasa dan aksara nusantara. Melalui situs web ini, pengunjung dapat mengeksplorasi sejarah setiap aksara nusantara, mendapatkan informasi terkait digitalisasi aksara tersebut, seperti status Unicode, font Unicode yang tersedia, serta memanfaatkan fitur transliterasi yang disediakan.
Bisakah Aksara Nusantara menjadi Bagian dari Kehidupan Digital Kita?
Aksara nusantara yang telah terdigitalisasi memberikan peluang besar untuk tetap relevan di era sekarang, tetapi peluang ini hanya akan berarti jika kita mengambil tindakan nyata. Kita perlu bergerak bersama untuk memastikan warisan budaya ini tidak hanya menjadi artefak sejarah, tetapi juga bagian dari kehidupan modern yang membumi dan lekat dengan keseharian.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mulai menggunakan aksara nusantara dalam berbagai aktivitas digital. Aksara ini sudah terdaftar di Unicode, artinya kita bisa menggunakannya di aplikasi desain, media sosial, atau bahkan untuk membuat konten kreatif. Bayangkan betapa unik dan berkesannya sebuah karya dengan aksara nusantara di dalamnya—mulai dari undangan pernikahan, karya seni, hingga unggahan media sosial yang membanggakan identitas budaya kita.
Aksara nusantara sebagai warisan masa lampau bukanlah sesuatu yang abstrak atau mengawang-awang. Melalui teknologi, aksara ini bisa diintegrasikan dalam aktivitas sehari-hari dengan cara yang relevan dan praktis. Misalnya, dengan memanfaatkan situs seperti https://indian.web.id/ yang menyediakan fitur transliterasi dan informasi penting tentang aksara nusantara, kita bisa belajar menulis nama, membuat pesan singkat, atau bahkan menggunakannya dalam desain digital. Tidak hanya itu, aksara nusantara juga dapat dihidupkan dalam interaksi di media sosial. Cobalah gunakan aksara ini untuk menulis caption, komentar, atau bahkan chat dengan teman-teman. Langkah sederhana seperti ini bisa menarik perhatian sekaligus mempopulerkan aksara nusantara dalam ruang digital.
Tidak kalah penting, sebarkan semangat ini ke orang lain. Digitalisasi aksara nusantara adalah upaya besar, tetapi hasilnya akan lebih terasa jika semakin banyak yang terlibat. Ceritakan pada teman, keluarga, atau komunitas tentang pentingnya melestarikan aksara ini. Bahkan, sesederhana berbagi unggahan atau membuat konten singkat tentang aksara nusantara di media sosial bisa menciptakan dampak besar.
Aksara nusantara adalah cerminan identitas budaya yang kaya, dan sekarang, dengan kehadirannya di dunia digital, ia punya peluang untuk terus hidup. Jangan biarkan upaya ini berhenti sampai di sini. Mulai dari sekarang, mari kita bawa aksara nusantara ke dalam ruang digital kita, karena budaya yang hidup adalah budaya yang kita gunakan. Dengan teknologi di tangan kita, aksara ini bisa menemukan tempatnya di era modern tanpa kehilangan akar tradisionalnya.
Referensi:
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2023). Digitalisasi Aksara Kawi: Menerobos Dunia Modern. Retrieved 14 Januari, 2025, from https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1647-aksara-kawi.
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika. (2019). Pengelola Nama Domain Internet Indonesia. Retrieved 14 Januari, 2025, from https://aptika.kominfo.go.id/2019/07/pengelola-nama-domain-internet-indonesia/.
Ismi, H., Asrin, & Widodo, A. (2020). Analisis Penggunaan Aksara Sasak dalam Keseharian Masyarakat Lombok Barat di Era Globalisasi. Al Ma’arief: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya, 2(2), 64-71.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal Pusat Data dan Teknologi Informasi. (2020). Gambaran Kondisi Vitalitas Bahasa Daerah di Indonesia Tahun 2020. Tangerang Selatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mimdan. (2020). Tentang Merajut Indonesia. Retrieved 14 Januari, 2025, from https://indian.web.id//tilik/u6ttrx/tentang-merajut-indonesia.
Rahayu, E., S. (2021). Selayang Pandang mengenai Pentingnya Melestarikan Aksara dan Bahasa Nusantara. Retrieved 14 Januari, 2024, from https://tamanbermaindropdeadfred.wordpress.com/2021/12/09/selayang-pandang-mengenai-pentingnya-melestarikan-aksara-dan-bahasa-nusantara/.
Tim Unicode Aksara Sunda. (2008). Direktori Aksara Sunda untuk Unicode. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Usman, S. (2021). PANDI Luncurkan Web merajutindonesia.id, Aplikasi untuk Semua Aksara Nusantara. Retrieved 14 Januari, 2025, from https://m.merdeka.com/teknologi/pandi-luncurkan-web-merajutindonesiaid-aplikasi-untuk-semua-aksara-nusantara.html.
Penulis: Elsi Yuliyanti
Penyunting: Linda Suminar
Olah Grafis: Chintia Mega Kusuma
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon
Jalan Dr. Sudarsono No. 40, Kota Cirebon, 45134
https://dkis.cirebonkota.go.id
Instagram: @dkiskotacirebon @pemdakotacrb @ppidlapor.cirebonkota
(Caswila)