Cirebon I Mediasaberpungli. com- Banyaknya pengemis yang ada komplek permakaman Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dikeluhkan para pengunjung.
Kondisi ini sempat viral setelah video yang menampilkan suasana komplek permakaman Sunan Gunung Jati dengan banyaknya pengemis beredar di media sosial
Salah satu akun instagram yang memposting banyaknya pengemis di komplek permakaman Sunan Gunung Jati adalah @cireboncity.co. Selain itu banyak kotak amal berjejer sebelum pintu masuk makam. Dalam postingan tersebut, tidak sedikit warganet yang memberikan komentar bernada kecewa melihat banyaknya pengemis di area makam Sunan
Kepala Desa (Kuwu) Astana, Efi Syaefullah tidak menampik jika komplek permakaman Sunan Gunung Jati sering dipadati oleh para pengemis. Ia menyebut, jumlah pengemis di komplek permakaman Sunan Gunung Jati mencapai puluhan orang.
Hanya saja, menurut dia, para pengemis yang ada di sekitar komplek permakaman Sunan Gunung Jati ini mayoritas adalah warga yang berasal dari luas Desa Astana.
“Mayoritas pengemis-pengemis itu bukan penduduk setempat. Rata-rata mereka berasal dari luar,” kata Efi kepada detikJabar di Cirebon, Senin (14/8/2023).
“Kalau jumlahnya mungkin mencapai puluhan. Kurang lebih sekitar 50 sampai 70 orang. Kalau di momen-momen tertentu, jumlahnya biasanya semakin bertambah. Dan rata-rata itu bukan warga sini,” kata dia menambahkan.
Sejauh ini, kata Efi, pihaknya sudah berupaya untuk memberi imbauan kepada para pengemis agar tidak memaksa ketika meminta sedekah. “Kita kasih warning (peringatan) ke mereka (pengemis), kalau minta ke peziarah itu jangan mengikuti apalagi sampai memaksa,” ucap Efi.
Saat ini, Efi mengaku belum bisa berbuat banyak untuk menertibkan para pengemis yang ada di komplek permakaman Sunan Gunung Jati. Sebab, kata dia, pihaknya belum memiliki wadah untuk memberdayakan mereka.
“Kalau sekarang kan posisinya kita dilematis juga. Karena ini kan urusan perut. Makanya meski ada wadahnya dulu. Wadah di sini bisa berupa lapangan kerja atau dengan cara berjualan,” kata Efi.
“Kita inginnya mereka itu bukan identik dengan mengemisnya. Tapi mereka itu berjualan. Jadi nanti ada sesuatu barang yang mereka jual. Entah berjualan kresek (plastik) untuk wadah sandal para peziarah atau yang lainnya,” imbuh dia.(Caswila)